Candi Borobudur, sebuah monumen Buddha megah yang berdiri di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia, adalah salah satu situs budaya paling terkenal di dunia. Dikenal karena keindahan arsitektur, kompleksitas reliefnya, dan nilai sejarahnya yang mendalam, Borobudur sering dianggap sebagai salah satu keajaiban arkeologi dunia. Struktur candi ini terdiri dari sembilan platform bertingkat, dengan enam platform berbentuk bujur sangkar di bagian bawah dan tiga platform berbentuk lingkaran di bagian atas, yang diakhiri dengan sebuah stupa besar di puncaknya. Setiap dinding dan relungnya dihiasi dengan 2.672 panel relief yang menceritakan kisah-kisah Buddha, menjadikannya sebagai galeri relief Buddha terbesar di dunia. Selain itu, terdapat 504 arca Buddha yang tersebar di seluruh kompleks candi.
Namun, terlepas dari kemegahan dan keunikannya, Borobudur tidak termasuk dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Daftar ini disusun oleh para sejarawan Yunani kuno dan mencakup monumen-monumen dari dunia Yunani dan sekitarnya yang dianggap sebagai puncak prestasi arsitektural dan artistik pada zamannya. Artikel ini akan mengeksplorasi sejarah Tujuh Keajaiban Dunia, proses penetapannya, dan kriteria yang digunakan. Selain itu, kita akan melihat posisi Borobudur di mata dunia modern, mengapa ia tidak masuk dalam daftar tersebut, dan bagaimana pengakuan internasional terhadap candi ini berkembang seiring waktu. Akhirnya, artikel ini akan membahas signifikansi budaya dan sejarah Borobudur serta kontribusinya terhadap pendidikan dan penelitian arkeologi global.
Melalui penjelajahan ini, kita akan lebih memahami mengapa Candi Borobudur, meskipun tidak termasuk dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia Kuno, tetap diakui sebagai salah satu warisan budaya paling penting di dunia. Dengan demikian, kita juga akan menyadari pentingnya melestarikan situs bersejarah ini untuk generasi mendatang.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Agama Buddha: Sejarah, Ajaran, dan Praktik
Tujuh Keajaiban Dunia Kuno
Tujuh Keajaiban Dunia Kuno adalah daftar monumen-monumen paling luar biasa pada zamannya, yang disusun oleh para sejarawan dan penyair Yunani kuno. Daftar ini mencakup tujuh bangunan dan struktur yang dianggap sebagai puncak prestasi arsitektural dan artistik, yang tidak hanya mengagumkan dari segi teknis tetapi juga memiliki nilai estetika dan budaya yang sangat tinggi. Daftar ini disusun berdasarkan catatan dan karya-karya dari para pengelana dan penulis Yunani yang mengunjungi berbagai bagian dunia yang dikenal pada waktu itu. Setiap keajaiban dalam daftar ini memiliki cerita unik yang mencerminkan kejayaan peradaban kuno.
Piramida Agung Giza (Mesir)
Satu-satunya keajaiban kuno yang masih berdiri hingga saat ini, Piramida Agung Giza dibangun sebagai makam untuk Firaun Khufu dan merupakan struktur tertinggi di dunia selama lebih dari 3.800 tahun. Keindahan dan ketepatan konstruksinya masih menjadi misteri dan daya tarik bagi para arkeolog dan turis hingga sekarang.
Taman Gantung Babilonia (Mesopotamia)

Dikenal melalui cerita dan catatan sejarah, Taman Gantung Babilonia digambarkan sebagai taman yang luar biasa dengan teras bertingkat yang ditanami berbagai pohon dan tanaman. Meski keberadaannya masih diperdebatkan, taman ini diyakini dibangun oleh Raja Nebukadnezar II untuk istrinya yang merindukan pegunungan dan tanaman hijau dari kampung halamannya.
Patung Zeus di Olympia (Yunani)

Patung raksasa ini dibuat oleh pematung terkenal, Phidias, sekitar tahun 435 SM. Patung tersebut terbuat dari gading dan emas, dan duduk di dalam Kuil Zeus di Olympia, Yunani. Patung ini dianggap sebagai karya seni puncak dari zaman klasik Yunani, meskipun akhirnya hancur karena kebakaran pada abad ke-5 Masehi.
Kuil Artemis di Ephesus (Turki)

Kuil yang didedikasikan untuk dewi Artemis ini adalah salah satu bangunan terbesar dan terindah di dunia kuno. Dibangun sekitar tahun 550 SM, kuil ini dihiasi dengan patung-patung dan relief yang mengesankan, tetapi dihancurkan oleh invasi dan kebakaran beberapa kali sebelum akhirnya runtuh.
Mausoleum di Halicarnassus (Turki)

Mausoleum ini dibangun sebagai makam untuk Mausolus, satrap (gubernur) dari Caria, dan dianggap sebagai mahakarya arsitektur dengan tinggi sekitar 45 meter yang dihiasi dengan relief dan patung-patung. Struktur ini bertahan selama lebih dari 1.500 tahun sebelum akhirnya hancur oleh gempa bumi pada abad ke-12.
Kolosus Rodos (Yunani)

Patung perunggu raksasa dewa matahari Helios ini berdiri di pintu masuk pelabuhan kota Rodos. Dibangun sekitar tahun 280 SM, patung setinggi 33 meter ini hancur oleh gempa bumi setelah berdiri hanya selama 54 tahun. Meski demikian, Kolosus tetap dikenang sebagai simbol kekuatan dan keberanian penduduk Rodos.
Mercusuar Alexandria (Mesir)

Terletak di pulau Pharos, mercusuar ini dibangun untuk membantu navigasi kapal yang masuk ke pelabuhan Alexandria. Dengan tinggi sekitar 100 meter, Mercusuar Alexandria adalah salah satu struktur tertinggi di dunia kuno dan bertahan hingga abad ke-14, ketika dihancurkan oleh serangkaian gempa bumi.
Proses Penetapan Keajaiban Dunia
Penetapan Tujuh Keajaiban Dunia Kuno dilakukan oleh Antipater of Sidon, seorang penyair Yunani yang hidup pada abad ke-2 SM. Antipater dikenal melalui karya-karyanya yang mencatat berbagai fenomena dan struktur luar biasa yang ditemuinya selama perjalanannya. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah daftar Tujuh Keajaiban Dunia, yang pertama kali disebutkan dalam puisi-puisinya. Daftar ini kemudian diadopsi dan dipopulerkan oleh penulis dan sejarawan lain, termasuk Philo dari Byzantium dan Herodotus.
Kriteria pemilihan dalam daftar ini didasarkan pada beberapa faktor utama, termasuk:
- Keunikan Arsitektural: Struktur yang masuk dalam daftar harus menunjukkan inovasi teknik dan keahlian konstruksi yang luar biasa pada zamannya. Misalnya, Piramida Agung Giza dikenal karena kemegahan dan presisi geometri konstruksinya, sementara Mercusuar Alexandria dihargai karena ketinggiannya yang luar biasa dan teknologi pencahayaannya yang canggih.
- Keindahan Estetika: Selain keunggulan teknis, setiap keajaiban juga harus memiliki nilai estetika yang tinggi, menampilkan seni dan keindahan yang dapat menginspirasi kekaguman. Patung Zeus di Olympia, dengan paduan gading dan emas, dan Kuil Artemis di Ephesus, dengan ornamen yang rumit, adalah contoh yang mencolok dari keindahan estetika yang diakui pada masa itu.
- Dampak Budaya yang Signifikan: Keajaiban-keajaiban ini juga dipilih berdasarkan dampaknya terhadap budaya dan peradaban manusia. Mereka harus memiliki peran penting dalam sejarah dan budaya masyarakat, baik sebagai pusat religi, lambang kebesaran kerajaan, maupun inovasi teknologi. Taman Gantung Babilonia, misalnya, tidak hanya menggambarkan kemewahan kerajaan Babilonia tetapi juga memperlihatkan pencapaian dalam rekayasa dan hortikultura.
Penetapan ini tidak hanya menjadi daftar penghargaan arsitektural tetapi juga berfungsi sebagai dokumentasi penting dari warisan budaya dan teknologi pada zaman kuno. Daftar ini menginspirasi banyak penulis dan pelancong lainnya, termasuk Pausanias dan Strabo, yang kemudian memperluas dan menambah deskripsi mereka tentang monumen-monumen ini.
Meski daftar Tujuh Keajaiban Dunia Kuno mencerminkan pandangan dan pencapaian peradaban Yunani kuno dan sekitarnya, banyak struktur luar biasa dari bagian lain dunia yang tidak tercakup. Misalnya, Candi Borobudur, yang dibangun pada abad ke-9 di Jawa Tengah, tidak termasuk karena tidak dikenal oleh dunia Yunani pada masa itu. Namun, pengakuan modern seperti statusnya sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO menunjukkan bahwa meski tidak masuk dalam daftar kuno tersebut, keindahan dan signifikansi Candi Borobudur tetap diakui dan dihargai di tingkat global.
Posisi Candi Borobudur
Candi Borobudur dan Pengakuan Internasional

Candi Borobudur, yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia, diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1991. Dibangun pada abad ke-9 oleh dinasti Syailendra, candi ini merupakan salah satu situs Buddha terbesar dan paling signifikan di dunia. Borobudur dirancang dalam bentuk mandala yang melambangkan kosmologi Buddha dan perjalanan menuju pencerahan. Monumen ini terdiri dari sembilan platform bertingkat, enam platform berbentuk bujur sangkar di bagian bawah dan tiga platform berbentuk lingkaran di bagian atas, yang diakhiri dengan sebuah stupa besar di puncaknya.
Namun, karena Candi Borobudur dibangun jauh setelah era Yunani kuno, ia tidak termasuk dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia Kuno yang disusun pada masa itu. Daftar Tujuh Keajaiban Dunia Kuno dibuat berdasarkan pengetahuan dan pandangan dunia yang terbatas pada masa itu, yang sebagian besar berfokus pada wilayah sekitar Laut Tengah. Meskipun demikian, pengakuan internasional terhadap Candi Borobudur sebagai salah satu warisan budaya terpenting dunia tidak dapat diabaikan.
Perbandingan Candi Borobudur dengan Keajaiban Dunia Lainnya
Candi Borobudur sering dibandingkan dengan monumen lain yang masuk dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Misalnya, seperti Piramida Agung Giza yang terkenal dengan keunggulan arsitekturalnya, Borobudur juga menampilkan teknik konstruksi yang luar biasa dengan menggunakan lebih dari dua juta blok batu andesit. Relief yang mengelilingi dinding candi menceritakan berbagai kisah dari kehidupan Buddha dan ajaran-ajarannya, yang menjadikannya galeri relief Buddha terbesar di dunia.
Borobudur juga memiliki nilai estetika yang tinggi, mirip dengan Kuil Artemis di Ephesus yang dihiasi dengan patung-patung dan relief yang rumit. Keindahan relief dan arca Buddha di Borobudur menunjukkan keahlian seni dan keindahan estetika yang sama mengagumkannya. Selain itu, Borobudur memiliki dampak budaya yang signifikan, baik secara lokal maupun internasional. Sebagai situs ziarah bagi umat Buddha, candi ini menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya, termasuk peziarah, peneliti, dan wisatawan dari seluruh dunia.
Tujuh Keajaiban Dunia Baru
Inisiatif New7Wonders
Pada tahun 2007, organisasi New7Wonders menyelenggarakan pemilihan untuk menentukan Tujuh Keajaiban Dunia Baru melalui voting global. Inisiatif ini bertujuan untuk merayakan prestasi arsitektural dan budaya dari berbagai belahan dunia yang mungkin tidak tercakup dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Proses pemilihan ini melibatkan lebih dari 100 juta suara dari seluruh dunia, menunjukkan partisipasi global yang besar dalam menentukan keajaiban-keajaiban baru ini.
Posisi Candi Borobudur dalam Pemilihan Keajaiban Dunia Baru
Candi Borobudur masuk dalam nominasi untuk pemilihan Tujuh Keajaiban Dunia Baru, namun tidak terpilih dalam daftar akhir. Meski demikian, nominasi ini menunjukkan pengakuan global terhadap keunikan dan keindahan Borobudur. Hasil pemilihan ini menimbulkan berbagai reaksi dari publik, dengan banyak yang menyayangkan tidak terpilihnya Borobudur. Namun, pengakuan internasional terhadap Borobudur tetap kuat, terutama melalui statusnya sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Pengakuan ini menunjukkan pentingnya Borobudur tidak hanya sebagai monumen sejarah tetapi juga sebagai simbol budaya dan spiritual yang mendalam. Borobudur tetap menjadi salah satu situs yang paling dihargai di dunia, dan usaha untuk melestarikan serta mempromosikannya terus dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan berbagai organisasi internasional.
Pengaruh Candi Borobudur
Pentingnya Candi Borobudur bagi Indonesia dan Dunia
Candi Borobudur memiliki signifikansi besar bagi Indonesia dan dunia. Sebagai simbol kebanggaan nasional, Borobudur mencerminkan kejayaan dan kekayaan budaya Indonesia. Monumen ini juga memainkan peran penting dalam pariwisata Indonesia, menarik jutaan pengunjung dari seluruh dunia setiap tahunnya. Dampaknya terhadap pariwisata dan ekonomi lokal sangat signifikan, menjadikan Borobudur sebagai salah satu destinasi wisata utama di Indonesia.
Di tingkat internasional, Borobudur dihargai sebagai salah satu contoh terbaik dari seni dan arsitektur Buddha. Candi ini juga berfungsi sebagai pusat ziarah bagi umat Buddha dari berbagai negara, terutama selama perayaan Waisak. Pengaruh Borobudur terhadap studi agama, sejarah seni, dan arkeologi juga tidak dapat diabaikan. Banyak penelitian dilakukan untuk mengungkap lebih lanjut tentang teknik pembangunan, simbolisme, dan sejarah candi ini.
Peran Candi Borobudur dalam Pendidikan dan Penelitian

Borobudur telah berkontribusi besar dalam bidang arkeologi, sejarah seni, dan studi agama. Monumen ini menjadi subjek penelitian akademis dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari arkeologi dan antropologi hingga sejarah seni dan studi agama. Penelitian tentang Borobudur tidak hanya membantu kita memahami lebih dalam tentang sejarah dan budaya di balik pembangunannya tetapi juga memberikan wawasan tentang perkembangan agama Buddha di Asia Tenggara.
Selain itu, Borobudur juga berfungsi sebagai sumber inspirasi bagi proyek konservasi dan pelestarian budaya. Upaya pelestarian yang dilakukan oleh UNESCO dan pemerintah Indonesia menunjukkan pentingnya menjaga warisan budaya ini agar tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Borobudur juga menjadi contoh penting tentang bagaimana warisan budaya dapat dipelihara dan dilestarikan dengan menggunakan teknologi modern dan pendekatan ilmiah.
Penutup
Kesimpulan dan Refleksi
Candi borobudur tidak termasuk tujuh keajaiban dunia, namun keindahan dan signifikansinya tidak dapat dipungkiri. Pengakuan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO dan daya tarik globalnya membuktikan bahwa Borobudur adalah salah satu monumen terpenting di dunia. Keunikan arsitektural, keindahan estetika, dan dampak budaya Borobudur menjadikannya sebagai salah satu harta karun yang tak ternilai.
Ajakan untuk Berkunjung dan Melestarikan
Kami mengajak Anda untuk mengunjungi Candi Borobudur dan turut serta dalam upaya pelestarian situs budaya ini. Dengan memahami dan menghargai warisan budaya seperti Borobudur, kita dapat memastikan bahwa keajaiban ini tetap lestari untuk generasi mendatang. Upaya pelestarian dan pendidikan tentang pentingnya Borobudur harus terus ditingkatkan agar nilai-nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya tetap hidup dan dikenal oleh masyarakat luas.